Seorang pengangguran dan kesepian mendapat tagihan telepon 91.000 pound atau sekitar Rp 1,3 miliar dalam waktu dua bulan hanya untuk mengobrol dengan wanita seksi berlingerie dua bulan.
Kevin Waldrum (45 tahun) bisa menghabiskan sampai 22 jam per hari dengan tagihan 2 pound atau sekitar Rp 30 ribu per menit hanya untuk layanan phone sex setelah dirinya berpisah dengan pacarnya.
“Chatlines lebih buruk dari narkoba. Aku bukan orang aneh. Aku hanya seorang pria normal yang terjerat chat normal yang membuatnya idiot.” ungkapnya, seperti yang dilansir dari TheSun.
Kevin mulai melakukan berlangganan dengan layanan phone sex dengan Studio 66 setelah melihat para gadis di sebuah iklan TV siang hari.
Saat ia mengobrol via ponsel ia juga menyaksikan gadis-gadis dengan mengenakan celana dalam atau lingerie di situs web.
Mereka tidak hanya berbicara mengenai seks, tetapi juga berbicara tentang kehidupan dan saran, termasuk makanan cepat saji apa yang sebaiknya penelepon makan.
“Saya katakan kepada salah satu gadis bahwa aku akan pergi ke KFC atau McDonald dan dia memberitahu saya, ‘Dapatkan ini, itu lebih sehat’. Tapi 95 persen dari obrolan mereka adalah omong kosong.” kata Kevin.
“Gadis lain, Hannah baru saja berpisah dari pacarnya. Dia telah menjadi teman saya di Twitter dan berkata kita akan bertemu, tapi hal ini tidak pernah terjadi. Ini semua kebohongan.” tambahnya.
Namun, Kevin tetap setia menggunakan layanan tersebut sekitar 10:00-21:00 setiap hari. Bahkan dirinya pernah mengobrol mulai dari 10 malam hingga 8 malam, esok harinya. Para gadis-gadis dalam layanan tersebut bahkan memberi julukan kepada Kevin dengan Loughborough Kev.
Bahkan, ketika dirinya mendapat tagihan sebesar 19,333.63 pound sekitar Rp 287 juta dan mendapat larangan dari Samsung untuk berhenti menggunkaan layanan tersebut. Dirinya membeli kartu operator baru dan menghabiskan 71,850.67 pound atau sekitar Rp 1 miliar. Secara total ia menghabiskan 91,184.30 pound atau sekitar Rp 1,3 miliar.
“Gadis-gadis ini berpura-pura menjadi sahabat Anda, tetapi mereka berusaha mendapatkan banyak uang dari Anda.” kata Kevin.
Vodafone telah menawarkan untuk memotong tagihan sebesar 29.083 pound atau sekitar Rp 432 juta, namun Kevin tidak bisa membayar karena dia sudah keluar dari pekerjaannya.
Vodafone telah menghentikan akun Kevin setelah dua bulan pada 21 Oktober dengan total utang 91.000 pound.
“Kita tidak bisa mengelola pengeluaran pelanggan kami, tapi kami akan mencoba untuk mengingatkan mereka apabila kita menyadari pengeluaran tinggi yang tidak biasa.” kata pihak Vodafone.